selamat datang
Sedikit Tentangku
Foto Saya
kahar mappasomba
memiliki keluarga yang sangat menyayangi satu sama lain 1. tampan 2. tinggi 3. penyayang 4. romantis 5. poros tengah 6. ...?
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Aktifitasku
Jumat, 18 Mei 2012

Masalah Kakek dan Meja Kayu

 Seorang kakek harus tinggal bersama anak dan menantunya. Selain itu, tinggal pula anak mereka yang berusia 6 tahun.
Tangan orangtua ini begitu rapuh dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya pun sudah buram, dan berjalannya ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, kakek pikun ini sering mengacaukan suasana. Tangan yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya kesulitan menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke lantai. Dan saat si kakek meraih gelas, segera saja air itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan menantunya mulai gusar, karena  merasa direpotkan.
Kita harus lakukan sesuatu,” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.”
Lalu, sepasang suami istri ini membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, kakek akan duduk untuk makan sendirian. Dan karena sering memecahkan piring, ia diberikan mangkuk kayu.
Saat keluarga itu sibuk dengan makan malam, seringkali terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput di wajah kakek. Namun, kata yang keluar dari suami istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya memandangi dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ia bertanya, “Kamu sedang membuat apa?”
Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu. Untuk tempat makan ayah dan ibu saat ku besar nanti. Nanti akan kuletakkan di sudut itu, di dekat tempat kakek.” Ia tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Terpukullah hati kedua orang tuanya mendengar itu. Mereka tak mampu lagi berkata-kata, airmata mulai bergulir di pipi mereka.
Malam itu, mereka menuntun tangan kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda.
Orangtua yang bijak akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi kekal bagi masa depan anak-anaknya. Buatlah anak-anak kita selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.
  zoom-indonesia.

2 komentar:

ikhsanudin mengatakan...

mampir

kahar mappasomba mengatakan...

sippp......!!Ty

Posting Komentar

laskar kelor
hubungi kami
Followers